Asuransi Santunan Sakit Kritis


Seorang anak berhasil disekolahkan di luar negeri dengan hasil tabungan orang tuanya yang pas-pasan.

Bukan main senangnya kedua orang tuanya saat kerja keras mereka untuk menabung akhirnya bisa membayar biaya kuliah selama tiga tahun ke depan. Prestasi yang membanggakan.

Keceriaan tidak berlangsung lama saat mereka sadar bahwa ada biaya hidup yang lupa diperhitungkan. Mulai dari membeli alat-alat penunjang mata kuliah seperti laptop, biaya internet, pulsa, akomodasi, transportasi, bikin makalah dan tugas, biaya bersosialisasi, biaya olah raga, biaya tak terduga seperti servis hape, biaya pacaran maupun mejombloh (iya. keduanya pakai biaya) dan masih panjang lagi jika mau dilanjutkan.

Biaya kuliah untuk tiga tahun terancam terkuras hingga hanya bisa buat dua tahun atau bahkan hanya setahun.

Lho? Merasa salah judul? Mau cerita asuransi pendidikan yah?

Belum. Tapi kita teruskan saja dulu.


Asuransi Sakit Kritis yang dimaksud adalah santunan yang diberikan kepada nasabah berupa uang tunai - begitu nasabah telah didiagnosa menderita salah satu kondisi kritis yang sesuai dengan perjanjian di polis. Juga, nasabah telah melewati masa tunggu dan masa bertahan hidup sesuai syarat di polis.

Jika membaca post sebelumnya, saya menempatkan Asuransi Santunan Sakit Kritis di urutan nomor satu paling penting dalam asuransi kesehatan. Dibanding rumah sakit.

Mengapa?

Kembali lagi dengan pemikiran bahwa, "selama masih hidup dan masih bisa bekerja, biaya-biaya bisa ditutupi."

Sakit DBD, Tifus, Radang Usus Buntu, tidak kerja seminggu. Setelah sembuh, kembali bekerja seperti biasa. Kalau penghasilan susah nutup, terpaksa tambah kerjaan atau ganti kerjaan.

Sakit Jantung, Stroke, Kanker, terbaring terus di tempat tidur selama tiga sampai lima tahun. Tidak bisa bekerja, penghasilan berhenti, tapi biaya hidup malah makin besar. Inilah resiko terburuk yang perlu dialihkan.

Bagaimana hitungnya? 

Besar pertanggungan yang saya sarankan adalah:
Minimal sebesar biaya hidup keluarga selama lima tahun.
Lebih besar lebih baik, sebab uang inilah yang juga akan membayar biaya berobat yang terlihat di tagihan Rumah Sakit dan biaya lain-lain yang tersembunyi.

Gunung es Titanic 


Sehubungan dengan cerita di awal, ada biaya yang terlihat, yaitu biaya yang tertera di formulir pendaftaran masuk kuliah. Maupun biaya yang tidak terlihat yang sudah dicontohkan.

Sakit berat pun demikian. Kalau ditanya, "berapa biaya berobatnya?" patokannya adalah tagihan rumah sakit. Tapi biaya tak terlihat justru tidak disebutkan karena sulit dihitung. Contohnya: biaya tiket pesawat jika berobat ke luar kota atau ke luar negeri, biaya akomodasi hotel bagi yang temanin pasien, pendapatan yang hilang saat berobat, pendapatan orang yang menemani pasien yang juga ikut hilang, biaya therapi di luar rumah sakit, biaya pengobatan shinsei/alternatif, biaya beli obat dan suplemen, biaya obat herbal, biaya suplemen produk MLM, dan masih banyak lagi.

Anda bisa cek, sebagian besar biaya tak terlihat tersebut tidak akan ditanggung oleh asuransi rumah sakit (khususnya suplemen MLM yang lagi booming itu). Dan jumlahnya pun lebih besar dari biaya perawatan saat di Rumah Sakit.

Katanya... 

 "Tapi rasanya saya berobat di kota tempat tinggal saya saja."

Anda selalu bisa memilih fokus anda di mana saat terkena resiko sakit yang menyangkut hidup mati Anda sendiri.

"Asuransi sakit kritis bohong! Syarat klaimnya hanya bisa cair jika nasabah sudah hampir meninggal atau tidak bisa sembuh lagi"

Ya dan tidak. Dari orang-orang di sekitar saya saja, -sejak tulisan ini saya buat- ada yang masih menjalani terapi setelah stroke setahun lalu. Ada yang sudah sehat setelah kanker usus lima tahun lalu. Ada yang masih hidup setelah bypass jantung beberapa bulan lalu. Ada yang sampai hari ini masih cuci darah akibat gagal ginjal. Ada yang bahkan jadi agen asuransi setelah dapat klaim besar. Itu yang sekitar saya saja. Bukan berarti saya bawa sial yah. Tapi maksud saya syarat klaim tidak seburuk itu. Pengobatan dokter pun sudah semaju itu. Apalagi sekarang ada produk Asuransi Sakit Kritis tahap awal yang tak perlu tunggu sampai parah.

"Asuransinya cuma bisa klaim 1x saja. Tidak asik."

Ada sih produk asuransi yang bisa sampai 2-3x klaim. Tapi kemungkinan untuk sakit berat 2-3x seumur hidup masih sangat jarang untuk saat ini.

"Saya masih banyak pengeluaran dan cicilan. Nanti saja beli Asuransinya."

Apakah Anda bisa prediksi kapan sakit berat itu datang? Hampir semua orang yg sudah mengalaminya tidak tahu kalau akan sakit. Nah kalau resiko itu sudah datang, pertanyaan yang sama muncul: "mau fokusnya ke mana? Nyawa atau cicilan?"

"Jadi masih perlukah Asuransi Rumah Sakit?"

Perlu.


Anda punya pertanyaan? Lanjutkan diskusi di kolom komentar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluar Dari Zona Nyaman, Tidaklah Seburuk Itu.

Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

Asuransi untuk Penggantian Biaya Rumah Sakit (2)