Menghitung Perlindungan Sumber Penghasilan


Ada sebuah keluarga petani yang memelihara bebek bertelur emas. Kehidupan mereka terus berjalan dengan sejahtera dengan menjual telur emas setiap bulannya.

Petani yang satu ini tidak bodoh seperti cerita rakyat yang sering kita dengar. Mereka tidak memotong bebek itu demi mendapatkan emas lebih cepat dan banyak. Tidak. Mereka menjaga dan merawatnya dengan baik.

Namun ada kondisi yang membuat bebek ini berhenti bertelur, yaitu pada saat 30 tahun kemudian bebek sudah tua dan berhenti bertelur. Kondisi lainnya adalah resiko meninggal dengan sebab apapun. Entah karena penyakit, kecelakaan, atau dipotong oleh keluarga petani yang bodoh.

Petani ini benar-benar pintar. Dia tahu bebek inilah sumber penghasilan bagi keluarganya. Maka Si Bebek perlu dipagari, tidak hanya dengan pagar besi berkawat duri, namun juga dengan pagar Asuransi.

Seandainya harga telur emas bebek ini sebesar 5 juta tiap bulan, dan masih bisa hidup dan bertelur hingga 30 tahun ke depan, berapakah besar Asuransi yang dibutuhkan? Kita coba hitung yuk!


Hitungan gampang dan sederhana.

Kita mulai masuk perhitungan. Jangan takut bingung dengan matematika. Saya akan berusaha membuatnya sesederhana mungkin. Untuk itu, kita abaikan faktor inflasi. Harga hari ini hingga 30 tahun ke depan anggap tidak ada kenaikan.

Kembali ke bebek. Mari kita hitung potensi penghasilannya.
Potensi 1 bulan = Rp 5 juta 
berarti
Potensi 1 tahun (12 bulan) = 12 x Rp 5 juta = Rp 60 juta 
jika bebek masih hidup dan bertelur hingga 30 tahun ke depan.
Potensi selama 30 tahun = 30 x Rp 60 juta = Rp 1,8 Milyar.
Inilah perhitungan sederhana Asuransi Jiwa bebek bertelur emas. Sang Petani memanggil saya sebagai Agen Allianz untuk membuka polis bagi bebeknya. Sebagai Agen dan penasehat keuangan yang baik, saya kemudian memberikan pandangan lain.Rumusnya:
Asuransi Jiwa Ideal (kurang lebih) = Penghasilan tahunan / bunga deposito bank 
berarti
= Rp 60 juta / 6% ---> (6% adalah asumsi bunga deposito rata-rata di bank)
= Rp 1 Milyar
Ternyata pertanggungannya tidak perlu sampai 1,8 milyar. Cukup 1 milyar saja. Andaikata bebek mati, maka keluarlah uang sebesar 1 milyar. Jika dimasukkan ke deposito bank, maka keluarga akan menerima bunga sebesar:
Bunga deposito tahunan = Rp 1.000.000.000 x 6% = Rp 60 juta
jika hitung bulanan, dibagi 12 bulan.
Penghasilan rata-rata tiap bulan = Rp 60 juta / 12 bulan = Rp 5 juta

Angka 5 juta sebulan adalah angka yang sama dengan penjualan telur emas. Sekarang, deposito bank sudah siap menjadi pengganti bebek bertelur emas.

Beberapa kelebihan dari perhitungan ini:
  • Premi tanggungan 1 milyar otomatis lebih murah dari 1,8 milyar. 
  • Keluarga terus mendapatkan penghasilan walaupun sudah lebih dari 30 tahun.

Hitungan rumit tapi lebih akurat

Perhitungan di atas adalah contoh kecil menghitung jumlah Asuransi Jiwa ideal sebuah keluarga muda. Bagaimana dengan perhitungan dengan inflasi? Bagaimana jika uangnya tidak ditaruh di deposito? Bagaimana jika saat ini sudah memiliki persiapan sebagian? Dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi perhitungan Asuransi Jiwa yang lebih akurat yang sesuai dengan kebutuhan keluarga Anda.

Di luar sana ada banyak cara hitung yang lain. Anda bisa menggunakan kalkulator yang sudah disediakan Allianz di sini: Kalkulator Asuransi: Mari Hitung Kebutuhan Uang Pertanggungan Anda Atau silahkan berkonsultasi lewat email saya di pagarkeuangan@gmail.com. Gratis!

Ternyata bebek bertelur emas itu...

Petani tadi batal mengambil polis asuransi jiwa. Bukannya apa, walaupun Allianz sudah memberikan solusi dari A sampai Z, ternyata tidak ada asuransi jiwa untuk bebek bertelur emas. Hahaha... :) Bercanda.

Gambaran bebek bertelur emas adalah pencari nafkah atau kepala keluarga. Harga telur emas 5 juta per bulan adalah contoh pendapatan/gaji 5 juta per bulan. Masih bertelur 30 tahun lagi adalah lama bekerja. Semisal usia 30 tahun dan pensiun di usia 60 tahun. Untuk manusia, kami punya asuransinya.

Tips: Angka perlindungan yang sudah kita hitung di atas menggunakan istilah asuransi: "Uang Pertanggungan Jiwa".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluar Dari Zona Nyaman, Tidaklah Seburuk Itu.

Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

Asuransi untuk Penggantian Biaya Rumah Sakit (2)